STATISTIK NASRUN 17 630 006 RPS PERTEMUAN XIII
KORELASI
SEDERHANA
Analisis
korelasi sederhana (Bivariate Correlation) digunakan untuk mengetahui
keeratan hubungan antara dua variabel dan untuk mengetahui arah hubungan yang
terjadi. Koefisien korelasi sederhana menunjukkan seberapa besar hubungan yang
terjadi antara dua variabel. Dalam SPSS ada tiga metode korelasi sederhana (bivariate
correlation) diantaranya Pearson Correlation, Kendall’s tau-b, dan
Spearman Correlation. Pearson Correlation digunakan untuk data
berskala interval atau rasio, sedangkan Kendall’s tau-b, dan Spearman
Correlation lebih cocok untuk data berskala ordinal.
Pada
bab ini akan dibahas analisis korelasi sederhana dengan metode Pearson atau
sering disebut Product Moment Pearson. Nilai korelasi (r) berkisar
antara 1 sampai -1, nilai semakin mendekati 1 atau -1 berarti hubungan antara
dua variabel semakin kuat, sebaliknya nilai mendekati 0 berarti hubungan antara
dua variabel semakin lemah. Nilai positif menunjukkan hubungan searah (X naik
maka Y naik) dan nilai negatif menunjukkan hubungan terbalik (X naik maka Y
turun).
Menurut
Sugiyono (2007) pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi
sebagai berikut:
0,00- 0,199 =
sangat rendah
0,20 - 0,399 =
rendah
0,40 - 0,599 =
sedang
0,60 - 0,799 =
kuat
0,80 - 1,000 =
sangat kuat
Contoh
kasus:
Seorang
mahasiswa bernama Andi melakukan penelitian dengan menggunakan alat ukur skala.
Andi ingin mengetahui apakah ada hubungan antara kecerdasan dengan prestasi
belajar pada siswa SMU Negeri 1 Yogyakarta, dengan ini Andi membuat 2 variabel
yaitu kecerdasan dan prestasi belajar. Tiap-tiap variabel dibuat beberapa butir
pertanyaan dengan menggunakan skala Likert, yaitu angka 1 = Sangat tidak
setuju, 2 = Tidak setuju, 3 = Setuju dan 4 = Sangat Setuju. Setelah membagikan
skala kepada 12 responden didapatlah skor total item-item yaitu sebagai
berikut:
Tabel.
Tabulasi Data (Data Fiktif)
Subjek
|
Kecerdasan
|
Prestasi Belajar
|
1
|
33
|
58
|
2
|
32
|
52
|
3
|
21
|
48
|
4
|
34
|
49
|
5
|
34
|
52
|
6
|
35
|
57
|
7
|
32
|
55
|
8
|
21
|
50
|
9
|
21
|
48
|
10
|
35
|
54
|
11
|
36
|
56
|
12
|
21
|
47
|
Langkah-langkah
pada program SPSS
Ø Masuk program SPSS
Ø Klik variable view pada SPSS data editor
Ø Pada kolom Name ketik x, kolom Name pada
baris kedua ketik y.
Ø Pada kolom Decimals ganti menjadi 0 untuk
variabel x dan y
Ø
Pada
kolom Label, untuk kolom pada baris pertama ketik Kecerdasan, untuk kolom pada
baris kedua ketik Prestasi Belajar.
Ø
Untuk
kolom-kolom lainnya boleh dihiraukan (isian default)
Ø
Buka
data view pada SPSS data editor, maka didapat kolom variabel x dan y.
Ø
Ketikkan
data sesuai dengan variabelnya
Ø
Klik
Analyze - Correlate - Bivariate
Ø Klik variabel Kecerdasan dan masukkan ke
kotak Variables, kemudian klik variabel Prestasi Belajar dan masukkan ke kotak
yang sama (Variables).
Ø Klik OK, maka hasil output yang didapat
adalah sebagai berikut:
Tabel. Hasil Analisis
Korelasi Bivariate Pearson
Dari
hasil analisis korelasi sederhana (r) didapat korelasi antara kecerdasan dengan
prestasi belajar (r) adalah 0,766. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi hubungan
yang kuat antara kecerdasan dengan prestasi belajar. Sedangkan arah hubungan
adalah positif karena nilai r positif, berarti semakin tinggi kecerdasan maka
semakin meningkatkan prestasi belajar.
Uji Signifikansi Koefisien Korelasi Sederhana (Uji t)
Uji
signifikansi koefisien korelasi digunakan untuk menguji apakah hubungan yang
terjadi itu berlaku untuk populasi (dapat digeneralisasi). Misalnya dari kasus
di atas populasinya adalah siswa SMU Negeri 1 Yogyakarta dan sampel yang
diambil dari kasus di atas adalah 12 siswa SMU Negeri 1 Yogyakarta, jadi apakah
hubungan yang terjadi atau kesimpulan yang diambil dapat berlaku untuk populasi
yaitu seluruh siswa SMU Negeri 1 Yogyakarta.
Langkah-langkah
pengujian sebagai berikut:
1.
Menentukan Hipotesis
Ho
: Tidak ada hubungan secara
signifikan antara kecerdasan dengan prestasi belajar
Ha
: Ada hubungan secara signifikan antara
kecerdasan dengan prestasi belajar
2.
Menentukan tingkat signifikansi
Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan tingkat
signifikansi a = 5%. (uji dilakukan 2
sisi karena untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan yang signifikan, jika 1
sisi digunakan untuk mengetahui hubungan lebih kecil atau lebih besar).
Tingkat signifikansi
dalam hal ini berarti kita mengambil risiko salah dalam mengambil keputusan
untuk menolak hipotesa yang benar sebanyak-banyaknya 5% (signifikansi 5% atau
0,05 adalah ukuran standar yang sering digunakan dalam penelitian)
3. Kriteria Pengujian
Ho diterima jika Signifikansi >
0,05
Ho ditolak jika Signifikansi < 0,05
4.
Membandingkan signifikansi
Nilai signifikansi 0,004 < 0,05, maka Ho ditolak.
5.
Kesimpulan
Oleh karena nilai Signifikansi (0,004 < 0,05) maka Ho
ditolak, artinya bahwa ada hubungan secara signifikan antara kecerdasan dengan
prestasi belajar. Karena koefisien korelasi nilainya positif, maka berarti
kecerdasan berhubungan positif dan signifikan terhadap pretasi belajar. Jadi
dalam kasus ini dapat disimpulkan bahwa kecerdasan berhubungan positif terhadap
prestasi belajar pada siswa SMU Negeri 1 Yogyakarta.
Komentar
Posting Komentar